Sabtu, 24 Oktober 2009

Keroncong Tugu 1925 hingga sekarang...

Tahun 1925 adalah pertama kali berdiri Group Musik Keroncong
di Kampung Tugu dengan nama :
Orkes Poesaka Krontjong MORESCO Tugu - anno 1661
yang pendirinya adalah seorang putra Tugu keturunan Portugis
Joseph Quiko
Beliau merekrut pemuda Tugu untuk mengembangkan dan meng-
organisir Tradisi bermain musik yang sebelumnya hanya dimainkan
pada saat perayaan Tahun Baru, mandi-mandi (tradisi tahunan..), atau
pesta pernikahan antar keluarga di Tugu.
Lahirnya group musik Moresco Tugu ini membuka mata pemerintah
Hindia Belanda saat itu untuk menetapkan musik keroncong sebagai
Musik Asli Indonesia pada tahun 1930.
Pada tahun 1935 Joseph Quiko menyerahkan kepemimpinan Moresco
kepada adik kandungnya yaitu Jacobus Quiko, oleh karena kesibukan
beliau sebagai seorang pedagang.


Di tangan Jacobus Quiko Keroncong Tugu semakin memiliki ciri khas musiknya karena ada diantara pemainnya adalah buaya-buaya keroncong terkenal yang datang dari pasar baru dan kemayoran.
Di dalam
arrangement musik Tugu sangat dominan dengan Vadoo dan mendayu-dayu bernuansa klasik indies.
Lagu-lagu yang dinyanyikan cenderung dibuat sendiri dengan gaya bahasa Melayu Tugu, Portugis Tugu, Belanda Indo, atau mengambil dari lagu-lagu Stambul Asli dan Gambang.



Kemudian setelah Bangsa Indonesia Merdeka 1945, Keroncong Tugu bahkan kaum keturunan Portugis yang menetap di Tugu banyak yang pindah ke daerah lain, bahkan ke Belanda, karena pada tahun 1950 terjadi musibah wabah penyakit malaria yang banyak menelan nyawa orang-orang Tugu, hingga menyebabkan Keroncong Tugu tidak berjalan (vacuum) hingga tahun 1970.
Lalu Gubernur DKI Jakarta saat itu Bapak Ali Sadikin mengeluarkan keputusan untuk menjadikan daerah kampung Tugu sebagai Cagar Budaya yang ada di Jakarta, agar mengaktifkan kembali Keroncong Tugu untuk diakui keberadaannya sebagai musik kesenian Betawi.
Lalu oleh Jacobus Quiko Keroncong Tugu mulai di benahi dan meminta sumbangan alat musik dari Pemda DKI Jakarta untuk sarana latihan, karena alat musik yang ada sudah rusak.


"Melalui UNESCO World Music pada hari jadinya yang ke 30, Keroncong Tugu MORESCO mendapat kepercayaan untuk
membuat Album Rekaman yang bertajuk keroncong de tugu pada tahun 1970"

Pada Tahun 1978 Jacobus Quiko meninggal dunia dan perjalanan Keroncong Tugu di lanjutkan oleh adiknya lagi Samuel Quiko.

Sejak saat inilah Keroncong Tugu mulai dikenal secara luas, baik Instansi Pemerintah yang ada di Jakarta, Obyek Wisata Hiburan dan Hotel, bahkan Relasi Individu yang menginginkan Keroncong Tugu tampil pada setiap acara.
Hingga pada tahun 1989 Keroncong Tugu MORESCO dengan bangga diikutsertakan pada acara Pasar Malam Besar TONG TONG FAIR Den Haag - Nedherlans - Belanda, untuk yang pertama kalinya.
Tapi sayang perjalanan MORESCO terhenti di tahun 1992, karena salah satu anggotanya membentuk group keroncong baru di Tugu. Dan mulai saat itu nama Moresco di bekukan dan diganti menjadi CAFRINHO.

Kemudian berturut-turut tahun 1994,1996,2000 dan 2001 Orkes Kroncong CAFRINHO tampil kembali di Tong Tong Fair atas undangan langsung dari panitia Pasar malam Besar disana.

Tahun 2006 Samuel Quiko meninggal dunia karena sakit yang kemudian Keroncong Tugu di percayakan kelanjutannya oleh anak bungsunya Guido Quiko.


Di tangan Guido sekarang Keroncong Tugu semakin di jaga keasliannya mulai dari Kostum, warna musik, alat musik yang cenderung buatan orang Tugu sendiri yaitu MACINA dan FRUNGA (gitar kecil yang orang sebut keroncong), serta lagu-lagu asli Tugu yang asli.
Program pelestarian mengacu pada program dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Lembaga Kebudayaan Betawi, yang menitik beratkan pada Tradisi Budaya sebagai Tuan Rumah di Negeri Sendiri.

"Tuhan bimbing kami mengemban amanah ini, hanya Kuat Kuasa-Mu yang mampu
menuntun langkah dan hidup kami"




Contact :

Keroncong Tugu
CAFRINHO
Jl. Raya Tugu Rt 003 / 014 No.28 Tugu Utara - Koja - Jakarta Utara 14260 - Indonesia.
(Gang Bhinneka)

Telpon : +6221.441 2282
+62817.497.4414
+62813.8776.6282




2 komentar:

  1. Mantabs !
    Dokumen seperti ini , bukan hanya sekedar dokumen. Tapi sudah merupakan bentuk pustaka musik dan sejarah suatu perkembangan group keroncong yang selalu menjaga pakem dan timbrenya.
    Pokoknya salut !

    Maju terus keroncong Indonesia !

    Salam Keroncong !

    BalasHapus
  2. terima kasih putrinabila..
    sukses juga buat kamu..
    salam keroncong.

    BalasHapus